Duan Kelor, Sumber
Pangan Lokal Kaya Nutrisi
Oleh:
Dra. Heatiningsih
Guru TPHP SMK
N 2 Tangerang
Situasi ketahanan pangan
di negara kita masih lemah. Hal ini ditunjukkan antara lain oleh: (a) jumlah
penduduk rawan pangan (tingkat konsumsi < 90% dari rekomendasi 2.000
kkal/kap/hari) dan sangat rawan pangan (tingkat konsumsi < 70 % dari
rekomendasi) masih cukup besar, yaitu masing-masing 36,85 juta dan 15,48 juta
jiwa untuk tahun 2002; (b) anak-anak balita kurang gizi masih cukup besar,
yaitu 5,02 juta dan 5,12 juta jiwa untuk tahun 2002 dan 2003 . Ketahanan pangan
adalah tantangan yang mendapatkan prioritas untuk mencapai kesejahteraan
bangsa, sehingga upaya mewujudkannya harus bertumpu pada sumber daya pangan
lokal yang mengandung keragaman antar daerah.

Daun
kelor bisa menjadi sumber zat gizi untuk semua kelompok umur. Di beberapa belahan
dunia misalnya Senegal dan Haiti, daun kelor diberikan untuk mengatasi masalah
gizi buruk pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui. Fuglie (2005) melaporkan
bahwa cukup dengan 8 gram serbuk daun kelor sehari dapat memberikan kontribusi
zat gizi kepada balita (1-3 tahun) yaitu 14% protein, 40% kalsium, 23% besi dan
hampir semua kebutuhan vitamin A. Sedangkan dalam 100 gram bubuk serbuk daun
kelor dapat memberikan lebih dari sepertiga kebutuhan kalsium, besi, protein,
tembaga, beleran dan vitamin B wanita usia subur.
Telah
dilaporkan dari proyek penelitian WHO (World
Health Organization) bahwa kelor mampu membantu mengatasi malnutrisi pada
anak-anak di beberapa Negara Afrika dengan pemanfaatan serbuk daun kelor. Kelor
selain mudah diperoleh dan tanpa biaya tinggi, mampu membantu recovery secara cepat pada anak-anak
malnutrisi dibandingkan dengan ibu-ibu yang memberikan nutrisi modern seperti
susu bubuk, minyak goreng dan gula. Penelitian di beberapa negara menunjukkan
serbuk daun kelor berperan dalam memperbaiki sistem imun. Di India kelor sudah
dijadikan tanaman obat (Indian Herbs)
sejak puluhan tahun dan telah dilakukan analisa terhadap kandungan zat-zat
bioaktif kelor serta fungsinya. Salah satu dari 49 phytonutrient yang telah dianalisa adalah beta carotene yang berfungsi sebagai phagocitotic activity.
